Warga Kantin RW 08 Geruduk Puspemkot Serang Tanyakan Relokasi Terkait Rencana Pemkot Dan Yayasan Masjid Agung Ats Tsauroh Kota Serang.

JURNAL15.CO.ID, KOTA SERANG — Ratusan warga masyarakat Lingkungan Kantin RW 08, Kelurahan Cimuncang, Kecamatan Serang, Kota Serang, mendatangi kantor Puspemkot Serang Untuk beraudensi dan Bersillaturahmi dengan walikota serang. Kota Serang, Kamis 3 November 2022.

Kedatangan ratusan warga masyarakat lingkungan Kantin RW 08 ini bermaksud beraudensi untuk mempertanyakan kejelasan terkait rencana Pemkot Serang dan yayasan masjid agung Ats Tsauroh kota serang, yang rencananya ingin merelokasi warga masyarakat Lingkungan Kantin RW 08.

Yudi, selaku kasepuhan warga masyarakat lingkungan kantin RW 08 mengatakan, kedatangan kami dari sebagian warga masyarakat lingkungan kantin RW 08 ke kantor Walikota untuk bersillaturahmi dan beraudensi dengan Walikota Serang Syafrudin.

“Intinya warga masyarakat lingkungan kantin RW 08 mau bersilaturahmi dan audensi hingga bertatap muka langsung sama walikota serang, sebagaimana layaknya anak kepada orang tua ujar Yudi, ditemui di Puspemkot Serang.

Yudi menambahkan, warga masyarakat lingkungan kantin RW 08 datang ke Puspemkot Serang bertujuan untuk mempertanyakan kepada Walikota Serang, lantaran warga masyarakat Lingkungan Kantin RW 08 benarkah akan direlokasi dan seperti apa kejelasan dan kebijakannya.

“Selama ini kita belum pernah duduk bareng, Ngobrol bareng Dan membahas lebih terinci Sebagaimana yang di anjurkan Pemkot agar kami berdialog dan komunikasi, serta kami pun warga masyarakat lingkungan kantin belum pernah mendengar secara langsung pengakuan dan penjabaran lebih rinci dari pihak yayasan masjid agung ats Tsauroh dan Pemkot Serang terkait relokasi warga masyarakat lingkungan kantin RW 08 kelurahan Cimuncang kecamatan Serang, hingga saat ini kami datang ke Puspemkot serang, kok ini tiba-tiba ada kabar berita akan direlokasi, bulan Desember ini, kan ini buat kami semua bingung dan resah” kami pun dapat berita tersebut dari media cetak yang kami baca, bukan dari pihak² masjid agung Ats sauroh dan Pemkot atau tim relokasinya sendiri. Warga masyarakat lingkungan kantin RW 08 mengaku selama ini warga masyarakat lingkungan Kantin belum pernah ada komunikasi terkait rencana relokasi secara terinci dan mendetail.

“Justru makanya kami datang ke sini, dikarenakan belum pernah diajak duduk bareng dan berdialog langsung, kami menunggu jika memang itu suatu keharusan dan semestinya, bukan karena kami adanya keinginan dan tuntutan, tetapi ini kami digiring Seolah kami ini harus ada keinginan dan tuntutan.” ucapnya

Keinginan warga masyarakat lingkungan Kantin RW 08 beraudiensi dengan Walikota Serang belum terlaksanakan,dikarenakan walikota Serang sedang ada kegiatan yang sudah berjalan saat ini juga. Ratusan warga masyarakat lingkungan Kantin RW 08 hanya diterima dan beraudiensi secara santai dan damai, duduk di luar ruangan kantor Puspemkot serang dengan Asisten Daerah atau Asda I Kota Serang Subagyo.

“Rencananya Senin jam 10 pagi dan sudah di jadwalkan untuk audensi dan warga masyarakat lingkungan kantin RW 08 dapat bertemu dan berdialog langsung dengan walikota saya pastikan”. Ucap Subagyo

”Nanti Senin besok 07 November 2022 ke sini lagi sekiranya tidak hadir semua melainkan sebagian perwakilan warga masyarakat saja yang hadir nanti.” katanya

“Sudah dijadwalkan hari Senin besok sebetulnya, cuma karena teman-teman ini datang dahulu dan ingin beraudensi dengan walikota Serang serta minta kejelasannya, sehingga langsung datang ke sini,” kata Subagyo,

Pemkot Serang, kata Subagyo mengatakan insya Allah walikota juga menyampaikan kita akan lebih banyak mengutamakan berdialog dengan warga masyarakat lingkungan kantin, jadi jangan sampai warga masyarkat lingkungan kantin merasa terdzolimi. Karena masyarakat juga sebenarnya sudah tahu bahwa yang digunakan tanahnya sekarang adalah tanah wakaf milik yayasan masjid agung Ats Tsauroh kota serang.

Meski demikian, Pemkot Serang tetap ingin memanusiakan manusia warganya dengan cara menggelar dialog kemudian kita tampung aspirasinya seperti apa untuk mencari solusinya yang kita pikirkan kedepannya seperti apa.
Sehingga masyarakat juga bisa pindah, mudah – mudahan pindahnya juga dengan ketersediaan sendiri ga usah harus kita dengan upaya paksa tidak dengan kekerasan. Imbuhnya

“Tetapi mudah-mudahan mereka sendiri menyadari sendiri dengan pindah mandiri. Tentu ini bentuk dialog, komunikasi, kebutuhannya seperti apa solusinya nanti akan seperti apa”.

Kalau berbicara tentang hak dan keinginan itu suatu hal yang mungkin nanti bisa dikomunikasikan, kita tampung dahulu aspirasinya seperti apa, keinginannya seperti apa, dan kemudian dilihat kemampuan keuangan daerah juga seperti apa, dan itu mungkin dijadikan suatu pertimbangan juga. Ucap Subagyo

“Dialog kan tidak satu arah. Masyarakat menyampaikan kita juga menyampaikan.
Kita menyampaikan programnya misalnya kemampuan keuangan kita hanya seperti ini. Itu juga kan bisa saling mengisi, saling dipahami. Kalau misalkan harus memaksakan harus ada rumah, tidak juga seperti itu. Kita juga tidak hanya memikirkan warga masyarakat lingkungan kantin tapi seluruh warga masyarakat lainnya.”

”Intinya kendala – kendala dan harapan dari masyarakat kita tampung dan kita cari solusinya yg terbaik seperti apa yang bisa dipahami antara kedua belah pihak antara warga dan pemerintah serta yayasan Ats Tsauroh.”

Dikatakan juga oleh Subagyo, sebetulnya belum ada dan kita belum menganggarkan. Karena sebetulnya pembangunannya baru tahap untuk yang Lanscape untuk yang di depan masjid kemudian juga untuk pembangunan rehab masjid Ats Tsauroh nya, baru tahap itu belum sampai pada tahap di perkampungan warga kantin. Tapi ke depan kita ada wacana kesitu, tapi kita terlebih utama diadakannya dialog dengan masyarakat. (Jurnal Bolang)

Related Articles