Trending

Kita, Anak-Anak Terlantar dan Kemanusiaan
oleh : Hamdan Suhaemi

JURNAL15.CO.ID, BANTEN — Siapa yang tidak berderai air mata, ketika derita anak-anak terlantar tersebut ada di depan mata. Anak sebatang kara, tertinggal ayahnya yang menikah lagi, atau ada ibunya tapi barusan minum Baygon karena tak mampu menahan beban hidup. Bahkan lebih tragis ditinggal kedua orang tuanya karena di perjalanan terlindas kereta api, di saat mereka masih kecil. Anak-anak yang terlantar, yang tak memilki masa depan hidup, harus kuat melawan ganasnya kehidupan. Sekedar untuk mengisi perut harus berjibaku antara tenaga dan air mata.

Melihat potret realitas kehidupan nyata di depan mata, di lampu merah, di pinggiran ruas jalan, di trotoar-trotoar. Bahkan menjerit pilu, menelan ludah hanya karena melihat ada anak orang kaya yang tengah makan pizza hut, lahap dan nikmat di depan Mall. Orang lalu lalang tak ada yang melirik, iba pun tidak. Sungguh pemandangan ironi dan menyedihkan, di saat negeri ini pesat membangun, di saat negeri ini tengah melewati fase menuju era metaverse.

Ada apa dengan kemanusiaan kita ini ?. Apakah empati itu sudah hilang, apakah kepedulian itu tertutupi oleh perilaku individualistis, apakah mampetnya kepekaan sosial kita karena terbiasa kita hidup hedonis. Mari lihat dan perhatikan, bukankah mereka adalah anak-anak manusia seperti halnya kita. Seharusnya kita tidak lagi berdebat, berdiskursus, atau berpolemik soal-soal kemanusiaan, dimana rasa kemanusiaan kita mestinya diberikan untuk mereka anak-anak yang terlantar, perih, lapar dan berkawan nyamuk dan lalat tersebut. Menjadi panggilan nurani untuk datang, menyapa, memberi dan mengarahkan agar hidup menju lebih baik.

Membaca data Kementerian Sosial yang diambil dari Dashboard Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) SIKS-NG per-15 Desember 2020, jumlah anak terlantar di Indonesia sebanyak 67.368 orang. Bahkan Asisten Deputi Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Femmy Eka Kartika Putri menegaskan bahwa penanganan anak terlantar butuh komitmen kuat dari semua pihak. Tentu tidak satu pihak melihat ini sebagai sekedar tanggung jawab, tapi kita anak bangsa semuanya punya tanggung jawab atas realitas sosial ini. Dasarnya adalah pri kemanusiaan.

Mari kita sudahi ego kita ini ketika melihat ini sebagai tanggung jawab bersama kita. Anak-anak terlantar tidak bakal memilih hidupnya seperti itu, kita juga tidak pernah menginginkan itu. Siapa pula yang mampu melawan takdir Tuhan. Sementara takdir Tuhan yang memegang jodoh, rizki, nafas hidup manusia dan lalu kematian manusia. Namun yang bisa adalah suara hati yang diwujudkan dengan tindakan, itu sudah cukup. Mereka adalah anak-anak yang perlu dibangkitkan mimpi-mimpi dan cita-citanya, agar terus melanjutkan kehidupannya.

Kita tidak perlu berwajah Buaya hanya untuk meneteskan air mata. Sementara mereka pun tak menanti tetesan air mata dari kita.

Yang paling diharapkan adalah tangan kita memberi sesuatu padanya, bukan untuk memanja mereka tetapi untuk sekedar melanjutkan hidupnya, mengisi nafas-nafasnya dan saya yakin bahwa kemuliaan seseorang dilihat seberapa jauh kepeduliannya atas manusia lainnya.

Hamdan Suhaemi
Wakil Ketua PW GP Ansor Banten
Ketua PW Rijalul Ansor Banten