Forum Relawan Advokasi Banten Anti Stunting (ABAS) Terima Laporan Stunting Di Kota Serang Bertambah.

JURNAL15.CO.ID, KOTA SERANG — kasus korban stunting terus bertambah di kota serang,
Adanya laporan masyarakat yang merasa kasihan dengan kondisi balita dari pasangan suami istri, Suwandi 30Th dan Fila Sari 25Th mempunyai anak balita berumur 1,3 tahun/15 bulan bernama, Siti putri Maulida, yang berat badannya hanya 4kg saja yang di duga tidak wajar dari seusianya, suwandi org tua yang hanya selaku pengamen jalanan dengan penghasilan yang tidak menentu memilih merawat mandiri dengan keterbatasan ekonomi dan ketidak fahaman, arah untuk tindak lanjut agar balitanya mendapatkan pelayanan kesehatan yang pioritas.

Forum relawan Advokasi Banten Anti Stunting (ABAS) menerima laporan langsung bergerak sambangi kediaman si balita guna memastikan informasi sekaligus laporan dari masyarakat yang tak lain masih keluarga orang tua si balita Siti Maulida, yang terdampak Gizi Buruk/Stunting, Setiba dikediaman Balita tersebut mereka tinggal di rumah org tua “SAAH”, ibu kandung dari Filasari, tinggal di Kp.Kejaud, Rt/Rw, 019/004 ironisnya rumah tinggalnya hanya berjarak 500 Meter dari kantor kelurahan Warung jaud, Kec kasemen, Kota Serang, Provinsi Banten.
Sabtu,28-01-2023

Saat di konfirmasi kepada ibu kandung balita tersebut, apakah pihak puskesmas dan kelurahan sekitar mengetahui adanya balita terkena Gizi buruk di lingkunganya, Fila Sari Ibu kandung “Siti Maulida” menjelaskan bahwa sebetulnya sudah mengetahui pihak kelurahan dan puskesmas kilasah bahkan waktu di imunisasi oleh kader posyandu si lurah pun ikut hadir di lokasi, namun tindak lanjut dan memang kami mendapatkan bantuan dari kelurahan hanya 1 (SATU) kali yaitu berupa pemberian kacang hijau dan biscuit, itupun hanya satu kali, ujarnya
“namun Lurah sendiri pernah menyampaikan kepada kami, untuk segera membuat domisili di link tempat tinggal kami yang sekarang, memang kami memiliki domisili saat ini di LInk. Cikepuh, Rt/Rw 002/006, Kel,Unyur, Kota Serang yang tak lain rumah tinggal ibu mertua atau ibu kandung suami,Tuturnya

Mendengar cerita si ibu balita yang terdampak Gizi buruk tersebut” Roni , Kordinator Investgasi Khusus lapangan forum relawan ABAS tak kuasa sembari meneteskan air mata saat mendengar dan melihat kondisi si balita,

Roni menambahkan kenapa lagi lagi adanya Gizi buruk di temukan di Kecamatan Kasemen Kota Serang, dan saya yakini ini masih banyak yang kasusnya sama seperti ini namun kami di sini kesulitan dalam meminta data baik dari dinkes sendiri yang seolah tidak ingin bermitra dengan kami, padahal kami di sini tidak di gaji atau mendapatkan honor dari pihak manapun dalam kegiatan sosial ini kami hanya ingin keterbukaan baik dari pemerintah Kota Serang ataupun dinas- dinas terkait, Kenapa seolah bungkam saat kami meminta data real balita terdampak Stunting atau Gizi buruk, bahkan ada salah satu Kabid dinkes kota serang yang sekarang memblok No Whatsapp team kami saat di konfirmasi meminta waktu sekaligus meminta data balita terdampak stunting di kota serang, kenapa harus seperti itu, padahal Walikota sendiri dalam wawancaranya di saat bubar Rapat Anggaran Paripurna di gedung DPRD kota serang, Tanggal 28-11-2022 bahwa anggaran dana stunting 10% dari APBD kota Serang itu ada, menurut H.syafrudin walikota serang, namun kami bingung kemana anggaran tersebut terealisasikan dan siapa saja yang mendapatkan bantuan dari anggaran tersebut,karna melihat fakta di lapangan kami kesulitan untuk berkomunikasi kami hanya ingin para balita terdampak Stunting mendapatkan kepastian Hukum dan jaminan kesehatan yang baik dan pioritas bagi balita terdampak stunting,

Maka dengan ini kami berharap kepada, Walikota Serang bpk.H.syafrudin dan para penegak hukum dapat membantu kami untuk mengawal dan semoga dengan adanya bantuan dari semua pihak yang ada di wilayah kota serang khususnya banten kami lebih mudah untuk berkomunikasi dengan dinas terkait bertujuan meminimalisir angka Stunting di wilayah Khususnya Kota Serang, Pungkasnya (Jurnal Bolang)

Related Articles